A Fast Buy Harga Minyak Dunia Anjlok, OPEC Siap Tambah Produksi Harga minyak dunia kembali melemah pada perdagangan Senin (28/10/2025) setelah OPEC mengumumkan rencana peningkatan produksi global. Keputusan ini memicu kekhawatiran pelaku pasar terkait keseimbangan pasokan dan permintaan, terutama di tengah negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China yang masih berlangsung.
Mengutip laporan CNBC, harga minyak mentah Brent turun 0,5 persen menjadi USD 65,62 per barel, sedangkan WTI melemah 0,3 persen ke USD 61,31 per barel. Kedua kontrak sempat terkoreksi hingga 1 persen di awal perdagangan, mencerminkan sentimen hati-hati investor.
Delapan negara anggota OPEC+ disebut tengah mempertimbangkan peningkatan produksi secara bertahap mulai Desember mendatang. Dorongan ini dipimpin Arab Saudi yang berupaya merebut kembali pangsa pasar global di tengah ketatnya persaingan energi internasional.
Harga Minyak Dunia Anjlok, OPEC Siap Tambah Produksi Pelaku Pasar Menanti Kepastian Dagang AS–China
Kondisi pasar juga dipengaruhi oleh rencana pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Keduanya dijadwalkan membahas kesepakatan dagang yang dapat menunda tarif baru AS dan pembatasan ekspor mineral langka dari China.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut kedua negara telah mencapai “kerangka substansial” untuk perjanjian dagang yang dapat menekan risiko perang tarif. Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial, Dennis Kissler, menilai pasar minyak tengah “mengambil jeda setelah reli tajam” menjelang hasil pertemuan tersebut.
Namun, tekanan baru muncul setelah AS menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak utama Rusia. Jika sanksi itu diterapkan penuh, ekspor minyak Rusia bisa terhambat, dan hal ini berpotensi menjadi faktor pendukung harga minyak ke depan.
Selain faktor geopolitik, kekhawatiran terhadap melemahnya permintaan global terus membayangi pasar energi. Harga Brent sempat menyentuh titik terendah sejak Mei, meskipun ada dukungan dari sanksi terhadap Rusia serta permintaan domestik AS yang lebih kuat dari perkiraan.
Kepala Analis Pasar IG Bank, Chris Beauchamp, menyatakan bahwa “harapan utama pihak bullish adalah konsumsi minyak di AS terus pulih.” Jika tidak, penurunan harga kemungkinan berlanjut dalam waktu dekat.
Sepanjang tahun 2025, OPEC dan sekutunya telah beberapa kali mengubah arah kebijakan. Dari sebelumnya memangkas produksi, kini mereka mulai meningkatkan pasokan untuk mempertahankan dominasi pasar. Irak, produsen terbesar di OPEC setelah Arab Saudi, tengah menegosiasikan batas kuotanya dengan kapasitas produksi mencapai 5,5 juta barel per hari.
Insiden kebakaran di ladang minyak Zubair pada akhir pekan lalu dikonfirmasi tidak mengganggu ekspor Irak. Meski demikian, pelaku pasar tetap waspada terhadap kombinasi faktor geopolitik dan fluktuasi permintaan yang dapat memengaruhi arah harga minyak global dalam beberapa minggu mendatang.




Leave a Reply