Momen Bersejarah Indonesia di Sidang Umum PBB

Momen Bersejarah Indonesia di Sidang Umum PBB

A Fast Buy) – Momen Bersejarah Indonesia di Sidang Umum PBB Senin, 22 September 2025, suasana di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, tampak berbeda dari biasanya. Tepat pukul 14.50 waktu setempat, ratusan wartawan dari berbagai negara memenuhi ruang tunggu menuju General Assembly Hall. Mereka bersiap meliput Konferensi Mengenai Palestina dan Solusi Dua Negara yang akan menjadi sorotan dunia.

Para jurnalis dengan setelan jas dan blazer tampak berbaris rapi sambil menenteng kamera profesional. Beberapa di antaranya hanya menggenggam ponsel, menandakan kehadiran media daring dan reporter televisi yang lebih ringkas. Petugas penghubung acara berusaha menenangkan situasi di tengah antrean panjang lebih dari seratus wartawan yang ingin segera masuk ke ruang sidang utama.

Karena kapasitas bilik media terbatas, petugas PBB harus mengatur giliran masuk berdasarkan urutan pidato delegasi. Sebanyak 32 negara dan satu perwakilan Liga Arab dijadwalkan berpidato hari itu. Wartawan dari negara dengan urutan berbicara terakhir belum diizinkan masuk, meski datang lebih awal.

Delegasi Indonesia, dengan Presiden Prabowo Subianto yang mendapat urutan kelima, menjadi salah satu yang paling dinanti. Wartawan Indonesia terbagi dua kelompok: sebagian berhasil masuk lebih awal, sementara lainnya baru diizinkan masuk saat Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, mulai berpidato.

Setiba di bilik media berukuran sekitar 2×2,5 meter, para jurnalis segera mencari posisi Presiden Prabowo. Berdasarkan hasil undian, delegasi Indonesia duduk di sisi kanan atas podium, bersebelahan dengan delegasi Iran. Presiden Prabowo terlihat mengenakan setelan abu-abu, fokus menyimak pidato Presiden Lula da Silva.

Tak lama kemudian, Prabowo beranjak ke holding room, tanda bahwa gilirannya untuk berbicara semakin dekat. Sekitar pukul 16.30 waktu setempat, Presiden Prabowo berjalan menuju podium utama. Dalam langkahnya yang mantap, ia sempat menyapa Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang pernah ditemuinya di Jakarta pada Mei lalu — menandakan hubungan diplomatik yang hangat sebelum menyampaikan pandangan Indonesia mengenai perdamaian di Palestina.

Momen Bersejarah Indonesia di Sidang Umum PBB

Senin, 22 September 2025, suasana di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, terasa tegang menjelang dimulainya Konferensi Mengenai Palestina dan Solusi Dua Negara. Tepat pukul 14.50 waktu New York, ratusan wartawan dari berbagai negara telah memadati ruang tunggu menuju General Assembly Hall (GA Hall).

Mereka datang dengan beragam peralatan—mulai dari kamera profesional hingga ponsel genggam—untuk meliput jalannya sidang bersejarah tersebut. Petugas penghubung acara tampak sibuk mengatur arus masuk media, berupaya menjaga ketertiban di tengah antusiasme tinggi para jurnalis. Kapasitas bilik media yang terbatas membuat sebagian wartawan harus menunggu giliran masuk.

Hari itu, sebanyak 32 perwakilan negara dan satu perwakilan Liga Arab dijadwalkan menyampaikan pidato. Indonesia mendapat urutan kelima, membuat para wartawan Tanah Air harus sigap menyiapkan posisi peliputan. Sebagian jurnalis beruntung mendapat akses awal ke bilik berukuran sekitar 2×2,5 meter.

Begitu memasuki ruang liputan, perhatian langsung tertuju pada posisi Presiden Prabowo Subianto, yang duduk di sisi kanan atas podium bersebelahan dengan delegasi Iran. Ia tampil mengenakan setelan jas abu-abu dan tampak tenang mendengarkan pidato Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva.

Beberapa menit kemudian, Presiden Prabowo tampak meninggalkan kursinya menuju holding room, tanda bahwa ia bersiap naik ke podium. Sekitar pukul 04.30 waktu New York, ia melangkah ke podium utama dengan langkah mantap.

Sebelum mencapai mimbar, Prabowo sempat menyapa Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang pernah ia temui di Jakarta pada Mei lalu. Pertemuan singkat itu menandai momen diplomatik hangat di tengah agenda serius tentang perdamaian Palestina.

Pidato Presiden Prabowo di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB menjadi sorotan internasional. Dunia menanti arah kebijakan Indonesia dalam mendorong solusi dua negara dan perdamaian berkelanjutan di Timur Tengah. Momen tersebut bukan hanya menunjukkan peran aktif Indonesia di kancah global, tetapi juga tekad kuat untuk menghadirkan keadilan bagi Palestina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *