UNRWA: Rata-rata 100 Warga Gaza Tewas per Hari

UNRWA: Rata-rata 100 Warga Gaza Tewas per Hari

A Fast Buy UNRWA: Rata-rata 100 Warga Gaza Tewas per Hari Gaza, Beritasatu.com – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Setiap hari, sekitar 100 warga Palestina tewas akibat serangan militer Israel. Angka itu belum termasuk korban yang meninggal karena kelaparan dan minimnya layanan medis.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menegaskan kondisi ini sangat mengkhawatirkan. “Rata-rata 100 orang tewas setiap hari di Gaza akibat operasi militer Israel atau penembakan di titik distribusi bantuan Gaza Humanitarian Foundation (GHF),” tulis Lazzarini di platform X, dikutip dari Antara. Ia menambahkan, sebagian warga juga meninggal karena kelaparan dan kurangnya layanan kesehatan.

Sejak eskalasi konflik pada Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Gaza sudah melebihi 66.100 orang. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Situasi ini membuat Gaza semakin tidak layak huni sekaligus memperburuk krisis kelaparan massal.

Pada Mei 2024, Israel memperkenalkan mekanisme distribusi bantuan sendiri melalui GHF yang didukung Amerika Serikat. Skema ini menyingkirkan peran PBB dan lembaga kemanusiaan lain. Namun, sejak diterapkan, hampir 2.600 orang tewas dan 19.000 lainnya luka-luka akibat tembakan Israel ketika berebut bantuan di titik distribusi.

“Jumlah korban yang terus meningkat justru memicu sikap acuh tak acuh yang meluas,” ujar Lazzarini. Ia kembali menuntut gencatan senjata segera serta dokumentasi atas dugaan kejahatan perang.

Dalam forum Munich Leaders Meeting di Arab Saudi, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty menegaskan dukungan penuh terhadap UNRWA. Ia menekankan perlunya dukungan politik dan finansial internasional untuk menjaga peran badan tersebut. Abdelatty juga mendesak dunia menekan Israel agar membuka akses kemanusiaan bagi warga Gaza.

Pada Oktober 2024, Israel resmi melarang seluruh operasi UNRWA di Gaza dan Tepi Barat. Parlemen Knesset menyetujui keputusan itu dengan alasan dugaan keterlibatan sebagian staf badan tersebut dalam serangan 7 Oktober 2023.

UNRWA, yang berdiri pasca-Nakba 1948, kini menyalurkan bantuan kepada 5,9 juta pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon. Badan ini tetap menjadi tumpuan utama jutaan pengungsi, meski terus menghadapi tekanan politik dan finansial.

UNRWA: Rata-rata 100 Warga Palestina Tewas Setiap Hari di Gaza

Gaza, Beritasatu.com – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk. Setiap hari, rata-rata 100 warga Palestina tewas akibat serangan militer Israel. Angka tersebut belum termasuk korban kelaparan serta kematian karena layanan kesehatan yang minim.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menyampaikan laporan itu melalui platform X. Ia menegaskan, sebagian besar korban jatuh akibat operasi militer dan penembakan di titik distribusi bantuan Gaza Humanitarian Foundation (GHF). “Rata-rata 100 orang tewas setiap hari di Gaza akibat operasi militer Israel atau penembakan di titik distribusi bantuan,” ujarnya, dikutip dari Antara.

Sejak eskalasi konflik pada Oktober 2023, lebih dari 66.100 warga Palestina meninggal dunia. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Situasi tersebut membuat Gaza semakin tidak layak huni, ditambah krisis kelaparan massal yang terus meluas.

Pada 27 Mei 2024, Israel memperkenalkan skema distribusi bantuan melalui GHF yang didukung Amerika Serikat. Skema itu menyingkirkan peran PBB dan lembaga kemanusiaan lainnya. Sejak mekanisme ini diterapkan, hampir 2.600 orang tewas dan 19.000 lainnya terluka ketika berebut bantuan.

Menurut Lazzarini, jumlah korban yang meningkat menimbulkan sikap acuh tak acuh dari sebagian pihak. Ia menekankan pentingnya dokumentasi kejahatan tersebut dan mendesak gencatan senjata segera.

Dukungan terhadap UNRWA juga datang dari Mesir. Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, bertemu dengan Lazzarini di sela Munich Leaders Meeting di Arab Saudi. Abdelatty menegaskan dukungan penuh bagi UNRWA dan menyerukan tekanan internasional terhadap Israel agar membuka akses bantuan.

Pada Oktober 2024, Israel secara resmi melarang seluruh operasi UNRWA di Gaza dan Tepi Barat. Keputusan itu diambil parlemen Knesset dengan alasan dugaan keterlibatan sejumlah staf UNRWA dalam serangan 7 Oktober 2023.

UNRWA didirikan setelah peristiwa Nakba 1948 dan kini menyalurkan bantuan bagi sekitar 5,9 juta pengungsi Palestina. Lembaga ini tetap menjadi penopang utama jutaan warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal dan akses kebutuhan dasar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *