Bahaya Wabah Tikus yang Mengintai Kesehatan Manusia

Bahaya Wabah Tikus yang Mengintai Kesehatan Manusia

A Fast Buy Bahaya Wabah Tikus yang Mengintai Kesehatan Manusia Fenomena tikus yang berkeliaran di Singapura semakin mengkhawatirkan. Hewan pengerat ini terlihat di taman, kantor, hingga tempat makan. Warga mengaku resah karena tikus membawa risiko kesehatan serius sekaligus merugikan ekonomi.

Mei, seorang warga Singapura, menyebut jumlah tikus makin meningkat sejak akhir 2023. Ia sering melihat tikus berlarian di East Coast Park saat malam. Menurutnya, keberadaan tikus membuat suasana taman tidak nyaman lagi.

Di kawasan Eunos, Wong, seorang manajer berusia 32 tahun, juga mengeluhkan masalah serupa. Ia menemukan kotoran tikus di meja kantor sejak awal Januari 2025. Meski perusahaannya menyewa jasa pengendali hama, upaya membasmi tikus tetap gagal. Akhirnya, ia memasang CCTV untuk melacak pergerakan tikus sebelum memasang jebakan.

Badan Pangan Singapura (SFA) dan Badan Lingkungan Nasional (NEA) meningkatkan upaya pengendalian hama. Sepanjang 2024, tercatat 1.000 penertiban terhadap bisnis, hampir dua kali lipat dari 670 kasus pada 2023. Namun, urbanisasi dan perubahan iklim membuat populasi tikus terus bertambah.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Singapura. Studi yang diterbitkan Science Advances pada Januari 2025 mengungkapkan bahwa 11 dari 16 kota dunia juga mengalami lonjakan populasi tikus, terutama di wilayah padat dan bersuhu tinggi.

Bahaya Wabah Tikus yang Mengintai Kesehatan Manusia Risiko Penyakit yang Ditularkan Tikus

NEA menjelaskan, tikus dapat menularkan penyakit melalui urin, kotoran, atau gigitan kutu. Penyakit utama yang muncul meliputi leptospirosis, hantavirus, dan tifus murin.

Dr. Paul Tambyah menyoroti paradoks dalam pemberantasan tikus. Menurutnya, kutu yang kehilangan inang bisa beralih ke manusia. Sementara itu, dr. Loh Jiashen menegaskan bahwa leptospirosis dapat berkembang parah hingga merusak ginjal, hati, bahkan paru-paru.

Pakar ekonomi Song Seng Wun menilai wabah tikus menimbulkan kerugian besar bagi bisnis. Biaya tambahan meliputi jasa kebersihan, perbaikan infrastruktur, hingga pemulihan reputasi. Industri F&B, pariwisata, perhotelan, dan kesehatan menjadi sektor paling terdampak.

Jurnal ilmiah PeerJ mencatat, kerugian global akibat hama tikus mencapai US$87,5 juta per tahun antara 1980–2022. Angka ini terus meningkat seiring bertambahnya populasi tikus di perkotaan.

Wabah tikus di Singapura menjadi ancaman nyata bagi kesehatan dan ekonomi. Meski pengawasan diperketat, masalah ini butuh solusi jangka panjang. Upaya bersama antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat sangat penting untuk mencegah dampak yang lebih besar di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *